14 November 2008

Curhat buat sahabat

Curhat buat sahabat

“…tak ada yang muluk dari obat flu dan air putih.
Tapi kamu mempertanyakannya seperti putri minta dibuatkan seribu candi dalam semalam.”





Sahabatku, usai tawa ini
Izinkan aku bercerita:

Telah jauh, kumendaki
Sesak udara di atas puncak khayalan
Jangan sampai kau disana

Telah jauh, ku terjatuh
Pedihnya luka di dasar jurang kecewa
Dan kini sampailah, aku disini…

Yang Cuma diam, duduk di tempatku
Menanti seseorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala ku terbaring…sakit
Yang sudi dekat, mendekap tanganku
Mencari teduhnya dalam mataku
Dan berbisik: “Pandang aku, kau tak sendiri,
oh Dewiku…”
Dan demi Tuhan, hanya itulah yang
Itu saja kuinginkan

Sahabatku, bukan maksud hati membebani,
Tetapi…Telah lama, kumenanti
Satu malam sunyi untuk kuakhiri
Dan usai tangis ini, aku berjanji…

Untuk diam, duduk ditempatku
Menanti seseorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala ku terbaring…sakit
Menentang malam, tanpa bimbang lagi
Demi satu dewi yang telah bermimpi
Dan berbisik: “Selamat tidur, tak perlu bermimpi
bersamaku…”


Wahai Tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi
-dee

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tidak ada komentar:

id='comment-post-message'>Posting Komentar